Sabtu, 13 Agustus 2011

PIDATO KETUA UMUM PBNU PADA KONFERENSI NU BONDOWOSO, 17 Shofar 1432 H/22 Januari 2011 di PP Zainul Bahar Wringin Bondowoso

Konfernsi NU Cabang Bondowoso telah dilaksanakan di PP Zainul Bahar Wringin pada hari Sabtu, tanggal 17 Shafar 1432 H/ 22 Januari 2011. Konferensi berlangsung sangat meriah, bahkaqn banyak komenter para sesepuh dan pemerhati NU Cabnag Bondowoso, bahwa konferensi kali ini adalah konferensi terbesar, dan konferensi yang pertama diletempatkan di wilayah bagian Barat kabupaten Boondowoso, sepanjang sejarah Nahdlatu Ulama di Bondowoso.
Hadir pada acara pembukaan Ketua Umum PBNU, Dr KH Said Agil Siraj, Muspida lengkap Bondowoso, Para Masyayikh sepuh se eks Karesidenan Besuki, Kiyai Pengasuh Pesantren se Bondowoso.

Pidato Ketua Umum PBNU sangat menarik dan memukau hadirin, dua jam lebih, namun mustamiin seperti terhipnotis oleh agitasi Kang Said, dimikan sapaan Beliau. Usai konferensi, banyak pihak baik dari pengurus NU di semua tingkatan NU Bondowoso, warga NU dan pihak lain yang memesan rekaman pidato ketua Umum PBNU tersebut.

Yang disampaikan dan dikupas tajam secara mendasar, mengapa harus ber- Aswaja, sebuah faham keislaman pegangan Nahdlatul Ulama sebagai wadah dan media warisan Ulama Salafunasshalih, penerus perjuangan wali Songo, penyeber Islam, khususnya di tanah Jawa dan di Indonesia pada umumnya. " Tanpa Ilmu Ulama, yang katanya bid'ah itu, maka Islam tidak akan bisa dilaksanakan. " Katanya berapi-apai dalam pidatonya. Beliau mencontohkan antara lain, seperti Ilmu Tajwid, itu hasil ilmu ulama. di Jaman Rasulullah, bahkan di masa Sohabat Khalafaurr Rasyidin tidak ada itu, ilmu tajwaid. Bahkan andai Sayidina Abubakar, Umar, Usaman, dan Sy. Ali ra andai di tanya apa idhar, apa idgham, tidak akan tau merak." Demikian Kang Said memberi contoh secara cerdas dalam orasinya.

Rekaman Pidato KH. Said Agil Siraj Secara lengkap kami tsajikan lewat bolg PCNU ini, selamat menikmati, semoga bermanfaan dan semoga Allh SWT senantiasa meridloi kita semua ! Amin, Ya Robbal Alamin ! Al afwu.

Sekr. PCNU Bondowoso

Rakor PC dan PCLPBHNU Bondowoso Sepakat untuk Terus Maju Penarikan Asset NU


Asset tanah NU Bondowoso, tepatnya yang terletak di kelurahan Blindungan yang dislnyalir telah disalahfungsikan oleh oknom Pengurus Muslimat NU agar terus diselamatkan atau ditarik kembal;, sehingga tetap berfungsi sebagai tempat pendidikan. Demikian kesepakatan Rakor PCNU dan PCLPBHNU Bondowoso yang dilaksanakan Sabtu, 13 Agustus di kantor PCNU Bondowoso. Pada acara tersebut sekaligus dilangsungkan dengan acara berbuka bersama.

Setelah Upaya persuasif dan kekeluargaan yang dilakukan PCNU tetap tidak ada respon oleh Oknum Muslimat dimaksud akahirnya PC menugaskan PCLPBHNU utnuk menangani persoalan tersebut. Pada kesempatan tersebut ketua LPBNU melaporkan, bahwa setelah LPBN menemui yang bersangkutan, dia tetap bersikukuh untuk tetap tinggal di Gedung TK Maarif hingga akhir hayatnya. Dengan alasan, karena dialah yang merintis TK hingga menjadi keadaan bagus seperti sekarang. dan saya menempati sudah 26 tahun sewrta merasa banyak keluar biaya sendiri merehab gedung itu.Namun ia tetap mengaku , bahwa gedung dan tanah itu milik NU dan telah berpesan kepada anak-anaknya, agar meninggalkan tempat itu setelah dia meninggal nanti. Demikian klaimnya. Bahkan dengan terang-terangan oknom Muslimat NU itu dengan fulgar menulis pernyataan bermaterei, bahwa dia tidak meninggalkan Gedung TK yang telah banyak dikemas model Rumah Tangga, yang asalnya murni sebagai Gedung Sekolah/TK Maarif. " Pernyataan tertulis itu, berarti terang-terangan ngajak perang..." Kalau dia merasa banyak keluar biaya pribadi, walau sebanarnya alasan yang dibua-buat, anggap bagaimana kalau dituntut bayar sewa selama 26 tahun menempati Gedung itu. Demikan tanggapan salah satu pesrta rapat.

Sebagai tempat pendidikan, lebih-lebih untuk anak usia dini, lingkungan tersbut sudah kurang layak dan tidak kondusif sebagai tempat pendidikan. Ruang kelas ada yang dibuat dapur, dan ada yang direnovasi sebagai garasi mobil. Bagaimana akan kondusif, sekolah sebagai Wiyata Mandala yang seharunya seteril dari hal-hal yang kurang layak bagai dunia pendidikan.

Mengingat penyelamatan asset dan hasil keputusan Konferensi PCNU Bondowoso di PP Zainul Bahar januari yang lalu, konferensi mengamanatkan, bahwan mendealine 100 hari bagi pengurus terpilih untuk bisa menyelesaikan, maka rapat memutuskan dan menugaskan kepada LPBHNU untuk menyelesaikan persoalan tersebut, walau dengan terpaksa lekhirnya melalui jalur hukum sekalipun. Dan menghimbau kepada Oknom Muslimat tersebut utnuk dapatnya bisa segera hengkang dari Gedung TK itu. sebanarnya PC kurang menghadaki apabila mengusir paksa, tapi apaboleh buat, kalu yang bersangkutan tetap bersikeras dengan pendiriannya yang sebenarnya tidak masuk akal itu.

Berikut kami lampirkan surat pernyataannya...








Kamis, 11 Agustus 2011

Turba PC dan Fulus Jam'iyah

Banyak jalan menuju Roma. Itulah yang dilakukan Pengurus Cabang NU Bondowoso masa khidmat 2011 - 2012. Bagaimana bisa memperoleh dana ketika tidak ada ada sumber tetap untuk biaya oprasional jam'iyah/organisasi sebesar NU. Pendanaan sebuah ormas semacam NU yang semestinya dibiayai oleh warga, dengan ianah syahriyah sebagaimana diatur dalam AD/ART NU merupakan kewajiban warga. Namun relatif kurang berjalan sebagaimana mestinya. Sementara tuntutan dana oprasional yang diperlu untuk menjalankan roda organisasi relatif sangat besar.

PCNU Bondowoso pada tahun anggaran 2011 ini bekerja sama dengan Bupati atau Pemkab Bondowoso dalam bidang Sosialisasi Program Pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2011. Pemkab Bondowoso telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan tersebut sebesar Rp 150.000,00 ( seratus lima puluh juta rupiah ). Usulan proposal tawaran kerja sama ini di terima oleh Bpk Bupati Bondowoso dengan pertimbangan bahwa Organisasi Nahdlatul Ulama di Bondowoso merupakan organisasi terbesar. Sembilan puluh persen lebih warga Bondowoso adalah Nahdliyyin. Dan NU di Bondowoso mempunyai jaringan pengurus hingga di seluruh Desea di wilayah Kabupaten Bondowoso semua nya ada pengurus ranting NU, bahkan hingga RW dan RT pun hampir semuanya ada PAR ( Pengurus Anak Ranting ). Di samping hal tersebut, bahwa kesuksesan program Pembangunan itu bukan semat-mata tanggung jawab pemerintah, melainkan peran serta semua lapisan masyarakat adalah sebuah keniscayaan. Akhirnya MoU kespakatan ditandatangi kedubelah pihak.

Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi ini, PCNU bekerja sama dengan MWC-MWC dan Para Peengurus Cabang NU Bondowoso telah sepakat tidak akan mengambil dana sepesrpun dari dana sosialisasi ini.

Bagaikan menyelam sambil minum, PCNU dalam melaksanakan kegiatan ini sekaligus program Turba Jam'iyah, lewat kesempatan ini dapat terlaksana. Biaya segala macam pelaksanaan kegiatan ini, baik pengurus, MWC atau Warga yang ditempati, ataupun para Nara Sumber Sosialisasi, setelah diterima diinfakkan ke PC. Akhirnya dana sebesar seratus lima puluh juta utuh menjadi kas PCNU. Selain bisa memperoleh dana , PCNU sekaligus dapat melaksanakan program Turba ke MWC-MWC yang menjadi program yang telah diamanatkan/hasil konferensi NU Cabang Bondowoso di PP Zainul Bahar Zanuai 2011.

Sebelum Romadhan ada tiga wilayah MWC/kecamatan yang telah dilaksanakan, yaitu kecamatan Tamanan, Grujugan dan Kecamatan Kota. Pada tiga tempat tersbut hadir pengurus PC lengkap dan Bapak Bupati Bondowoso serta Ketua DPRD kab Bondowoso juga sempat hadir. " Mengapa kerja sama dengan NU ? Bondowoso kita inginkan menjadi pilot proyek apa yang telah disabdakan Nabi Muhammad SAW, bahwa ada dua golongan manusia, apabila keduanya baik, maka akan baik manusia, dan apabila keduanya rusak, maka akan rusaklah manusia. Siapa dua golong dimaksud ? Yaitu Ulama dan Umara." Sambutan Bupati pada kegiatan sosialisasi yang bertempat di Kediaman Drs.H.Munawir Ulum, wakil ketua PCNU Bondowoso.





Romadhan Fasilitas menuju Fitrah

Manusia adalah makhluk yang mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisil lingkungan dimana ia berada. Kompleksitas persoalan kehidupan yang dapa menarik secara lamban dan pasti, manusia bergeser dari fitrahnya.

Sebagaiman sering disampaikan oleh KH.Zuhri Zaini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo dengan mensetir sebuah Hdits Rasulullah SAW, bhw manusi itu mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Lingkungan yang baik akan berpengaruh baik pula. Demikian juga sebaliknya.
Beliau menggambarkan keadaan seperti kita jika ada hajat lalu masuk kamar kecil atau WC. Baru masuk kamar bau WC teras menyengat sekali. Seiring dengan lamanya kita berada dalam kamar WC, bau menyengat terasa semakin tidak terasa, bahkan kadang-kadang mersa enak sambil rokokan. Apalagi orang yang pekerjaannya memang tukang kuras WC... Aroma WC seperti pada awal masuk sudah hilang sama sekali. Begitulah manusia. Seorang santri ketika baru pulang dari Pondok melihat maksiat spontas ia nyebut Astaghfirullah. Tak beberapa lama melihat maksiat, bukan innlillah lagi, tapi subhanallah...!, kemudian masya Allah...! Bahakan bisa saja akhirnya akan bilang ..Alhamdulillah. Naudzubillah min dzalik. Sudah terlalu jauh jika demikian.

Ini semua artinya, keberadan keimanan dan ketaqwaan kita perlu penyegaran. Beliau menganalogkan dengan istilah, bahwa iman perelu kita perlu di cash. Jika terus me-nerus keadaan dekadensi itu dibiarkan, tidak dicash bisa drop. Jika iman drop, maka dialah yang akan menyebut Alhamdulillah ketika melihat maksiat. Naudzubillah min dzalik.

Bulan Romadhan adalah bulan suci yang penuh dengan rahmat dan Barokah adalah sebuah Fasilitas bagi umat manusia yang telah bergeser sedikit - jauh dari asal kejadiannya yang suci/fitrah tanpa noda dan dosa stitikpun sebagaimana Sabda Rasulullah SAW, " Kullu mauludin yuuladu al al fitarah," bahwa setiap anak yang dilahirkan itu, lahir dalam keadaan suci/fitrah.

Ibadah puasa romadhan apabila dilaksanakan dengan sebaik-baiknya berikut amalan-amalan abadah romadhan lainnya yang dianjurkan, Allah menjanjikan dengan ...laallakum tattqun, dengan puasa akan menjadikan oranq yang bertqwa. Dengan taqwa insya Allah ke Ridlaan Hadrat Maulana 'Azza wajalla akan kita dapatkan. Dengan Puasa karena iman dan beraharap pahala segala Dosa kita terdahulu kita akan diampuni, Man Shoma Romadhan Imanan wah tisaban ghafarallahu mataqaddama min danbihi, Hadtis Nabi SAW.

Dengan demikian, kita yang telah terseret jauh - bergeser lamban tapi pasti dari jati diri yang fitrah itu, insya Allah dengan melaksanakan Ibadah Puasa Romadhan dengan sebaik-baiknya akan menarik kita kembal;i pada posisi awal, yaitu kefitrhaan-kesucian. Kembali ke Fitrah. Di akhir romahhan kita semoga menyandang Idul Fitri - kembali ke Fitrah. Kita benar-benar sampai pada hakikat berhari raya Idul Fitri. Amin Ya Robbal Alamin.

Sekret. PCNU Bondowoso ( Al Faqir H.M. Santoso )